Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jalan-Jalan di Bandung

 Hai! Tentu kalian sudah membaca judul blog ini bukan?? Pasti sudah. Baiklah, hari ini, aku akan menceritakan, Jalan-jalan di-Bandung. Well, so lipat kaki kalian, dan dengarkan!!


Berangkat.


Hoam!! Aku bangun dari tidur karena dibangunkan, saat itu jam 3:00 malam, waktu yang tepat untuk berangkat ke-Bandung. Perjalanan dari BSD, Tangerang ke Bandung bisa berjam-jam jika tak melewati jalan tol. Ditengah perjalanan tol, ayah mampir di Rest Area, untuk shalat subuh, nama masjidnya, At-Taubah. Aku juga berfoto-foto disitu, ini fotonya.


Sampai di-Bandung, aku meminta ayah untuk mampir makan bubur enak di-Bandung, kalau teman-teman ingin makan bubur enak Bandung itu, bisa cari di Google Map. Nama rumah makan bubur enak itu adalah, SerbuRame. Setiap kali pergi ke Bandung, pasti aku mintanya bubur enak ini, Slrrpp.


Tujuan utama adalah, Masjid Salman ITB, yah, ayah mau kesitu dulu sebelum pergi ke Kebon Pines. Ayah mampir kesitu untuk beristirahat, sekaligus shalat dhuha. Aku hanya duduk-duduk saja di-Masjid Salman, sebab, sepertinya tak ada yang seru jika kulihat, sampai adikku, Nukman menemukan perpustakaan yang tempatnya kurang terlihat, aku langsung berlari kebawah, memang itu yang kucari sedari tadi! Sebelum masuk di-Perpustakaannya, aku mesti menulis namaku disebuah buku pengunjung, lalu baru boleh berkeliaran di Perpustakaan. Aku ketemu buku Asma Nadia, Pasantren Impian, wuh!! Buku itu yang kucari-cari sedari tadi, akhirnya aku tenggelam dalam keasikkan membaca.

Aku berangkat ke Kebon Pines sekitaran jam 11:00 siang. Ayah mampir ke Mall Yogya untuk membeli bekal makanan camping di Kebon Pines, yaitu, PopMie, Nugget, Ayam Karage, Mie Indomie Rebus, dan Mie Indomie Goreng. Mendengar nama-nama makanan lezat itu, mulutku jadi berliur. Barulah, ketika selesai berbelanja perbekalan, aku dan keluargaku berangkat ke-Kebon Pines.

Petualangan Kebon Pines Camping.

" Sampai!!" Teriakku senang. Ya, aku sudah sampai di Kebon Pines, Lembang. Kebon Pines merupakan tempat camp yang belum pernah aku dan keluargaku kunjungi. Oke! Balik ke asal cerita.

Setelah sampai di Kebon Pines, aku melihat, bahwa banyak sekali manusia-manusia yang terdapat di Kebon Pines, bukankah ini sedikit janggal?? Bukankah hari ini, merupakan hari selasa?? Dan, banyak juga anak-anak yang sekolah, hmmm....tak usah dipikirkan, oke, balik keasal cerita. Ayah memutuskan untuk mendirikan tenda, ya, kali ini tenda yang keluargaku gunakkan merupakan, tenda yang kecil, ada dua tenda oke??  Aku dan adikku yang cowok, namanya, Nukman. Membangun tenda tidak bisa dikatakan mudah dan juga dibisa dikatakan susah, sebenarnya, mudah jika kita sudah mengetahui caranya.

Akhirnya, tenda sudah berdiri gagah, jika sudah berdiri, aku bersama ayah mendirikan.... FlySheet!!! Sebenarnya, mendirikan Flysheetlah yang membuat lama. Akhirnya, setelah kian lama berjuang di jilatan matahari yang panas, Flysheet pun terdirikan! Jika Flysheet sudah terdirikan, maka, sudah aman! Sebab, jilatan panas matahari itu membuatku tersiksa!! Karena kecapean, ayah meminta mama untuk menyiapkan makanan yang sudah mama siapkan dari rumah. Keluargaku pun memakan lauk itu dengan nikmat. Selesai makan aku menganggur saja, toh, tak ada sesuatu yang bisa aku lakukan. Akibat menganggur gak jelas, aku pun berinsiniatif untuk mencari kegiatan, agar tidak terlihat seperti orang gak jelas. Banyak yang aku lakukan untuk menghindari nganggur, misalnya, melempar buah pinus kearah Nukman, lalu terjadi perang buah pinus sebentar, lalu aku menghindari kegiatan ini, akibat, terlalu berbahaya.

Keluargaku tidak camping sendirian, karena ada orang lain juga yang camping di Kebon Pines. Mereka memiliki anak bernama, Zidan. Sebenarnya, aku bisa aja sih, mengajaknya bermain, daripada nganggur, tetapi aku tidak PeDi, alias, Percaya Diri. So, dia hanya aku perhatikan saja dari tendaku. Matahari beranjak turun, membuat gelap area Kebon Pines, untungnya, Kebon Pines menyalakan lampu mereka saat maghrib, so, tidak terlalu gelap-gelap amat. Karena sudah maghrib, aku dengan Nukman berjalan menuju tempat whudu, tentu saja, untuk berwhudu. Selesai berwhudu, aku dan Nukman balik menuju tenda, tidak sembahyang di Mushollah Kebon Pines, karena ayah berpesan untuk shalat di-tenda saja. Selesai shalat maghrib, ayah mengajak adik-adikku, Aisya, Nukman, dan Medina, untuk berjalan-jalan, tetapi aku tidak ikut, karena harus menjaga mama yang ' mengigil' kedinginan dengan angin Kebon Pines. Kebetulan, ayah membawa 2 walkie-talkie, jadi, walaupun ayah dan adik-adikku sudah jauh, aku tetap bisa berkomunikasi dengan mereka. Ayah dan adik-adikku mengajak untuk berfoto di.... Jembatan Lampu, ya, Jembatan Lampu hanya menyala jika malam, tidak menyala saat pagi, siang, dan sore, hanya malam hari.

Akhirnya, setelah kian lama aku menunggu kedatangan ayah dengan adik-adikku, akhirnya, mereka datang. Ketika ayah dan adik-adikku tiba, mama minta aku temani untuk pergi ke-WC. WC-nya tidak terlalu jauh, dekat dengan Mushollah. Malam di Kebon Pines sangat dingin, aku akui. Walaupun suhu waktu itu tidak mencapai 11 dejarat, hanya mencapai, 16 derajat, tetapi itu sudah membuatku hampir mati kedinginan, hahaha, aku berlebihan. Karena dingin, aku meraih jaketku, lalu memakainya, karena aku sudah tidak tahan dengan dingin di Kebon Pines. Kalau kita mengeluarkan suara dari mulut ' Hah!!' maka akan keluar uap napas, sangat keren bukan?!!

Sudah Isya', aku dan Nukman turun untuk mengambil whudu, dan menjadi imam shalat di-tenda, tentu saja, jemaahnya hanya Nukman, lain tidak! Selesai shalat Isya' aku meminta ayah untuk memasak ' PopMie' yang tadi dibeli oleh ayah di Mall Yogya, ada dua, so ayah memasakkannya untuk aku dan Aisya. Aku harus membagi PopMie milikku pada Nukman, huh!! Apa bisa kalian rasakan jikalau PopMie kalian mesti dibagi? Huh! Karena sudah terlalu malam untuk tetap terjaga, so aku dan Nukman memutuskan untuk tidur saja didalam tenda. Bayangkan, walaupun masuk kedalam tenda, dinginnya tetap ada, aku dan Nukman sampai mengigil saat tidur, malahan Nukman tidak bisa tidur nyenyak akibat kedinginan.

Matahari perlahan-lahan menampakkan dirinya, ya, pagi sudah tiba, tentu saja aku dan keluargaku sudah bangun dari tidur, dan juga sudah shalat Shubuh. Aku dan adik-adikku numpang api unggun di Mushollah, yang kebetulan orang-orang disitu sedang menyalakan api unggun, orang itu bertanya-tanya kepada adik-adikku, aku hanya bergabung dengan pembicaraan itu misalnya kalau perlu. Ayah menyusul ke-Mushollah, bukan untuk numpang api unggun, tetapi untuk mengajak aku dan adik-adikku yang tengah asik menghangatkan diri untuk befoto di-Jembatan Lampu, bapak yang menyilakan aku dan adik-adikku menghangatkan diri di-api unggun miliknya mengatakan, " kalau pagi-pagi, jembatannya sudah tidak menyala lagi lampunya!" Katanya, ayah hanya bisa mengangguk, tetapi tak terduga-duga, bapak itu menyuruh orang-orang untuk menyalakan Jembatan Lampu, supaya aku, ayah, dan adik-adikku bisa berfoto. Ayah berterimakasih kepada bapak itu, lallu membawa aku dan adik-adikku ke-Jembatan Lampu. Banyak sekali fotonya, tetapi aku hanya bisa memberikan kalian satu dari sebanyak-banyak foto itu.


Aku juga berfoto-foto dengan keluarga ditenda! Mau lihat??


Setelah sudah agak terang, mama menyuguhkan makanan sarapan! Lezat pula touh! Nugget, Mie Goreng, dan Ayam Karage!! Tetapi selesai makan sarapan, ada sesuatu yang membuatku benar-benar sedih!"Pulang!!!" Aku sedih, karena pagi itu harus pulang, bukan kerumah, tetapi pergi lagi ke Masjid Salman ITB ( Institut Teknologi Bandung) untuk menginap, tetapi, tentu saja, sebelum pergi ke Masjid Salman ITB, harus membongkar tendanya. Selama proses pembongkaran tenda, tidak ada yang sulit, sebab sudah aku hafal cara membangun tendanya, masak tidak bisa merobohkan tendanya, aneh kan?? Selesai pembongkaran tenda, aku meminta ayah untuk membayarkan aku bermain panahan yang disediakan oleh Kebon Pines, tetapi ayah memaksaku untuk naik FlyingFox, akhirnya, karena didesak-desak terus, aku mengangguk. Biaya untuk menaiki FlyingFox adalah 20rb/orang, banyak juga orang-orang yang bermain FlyingFox, sebab saat itu sedang ada acara perpisahan sekolah. Naik FlyingFox tidak terlalu seram, menegangkan dan menyenangkan, sulit menentukannya. Aisya dan Medina tidak naik FlyingFox, mereka ingin naik kuda, untuk informasi, biaya naik kuda adalah, 30rb/ 2orang.

Setelah berpuas-puas di Kebon Pines, akhirnya, aku dan keluargaku pun keluar dari area Kebon Pines.

Masjid Salman ITB.

Sampai di Masjid Salman, ayah meminta mama untuk mengeluarkan makanan yang sudah mama siapkan di Kebon Pines. Aku dan Keluargaku berangkat menuju sebuah taman yang dekat dengan Masjid Salman. Nugget dan Ayam Karage akan menjadi santapan keluargaku kali ini, sedapnya membuat aku tak bisa berkata-kata lagi, ditambah suasananya nya yang tentram damai. Ada juga anak kucing serta induknya, imut-imut, anak-anaknya gemuk sekali. Selesai makan, aku dan keluargaku balik lagi ke Salman ITB.

Aku melompat-lompat girang, sebab aku bisa balik lagi ke Masjid Salman ITB, terbayang olehku tempatnya yang begitu indah dan menawan. Sebenarnya, aku kesana hanya ingin melanjuti baca buku Pasantren Impian yang baru aku selesaikan setengah. Makanya setelah sampai di Masjid Salmab ITB, yang aku cari adalah perpustakaannya, hehehehe. Setelah beberapa saat, adzan Ashar berkumandang, aku tinggalkan bukunya, lalu berangkat ke Masjid Salman ITB bersama Nukman, pemandangan saat shalat diMasjid Salman sangat menabjukan, banyak orang yang datang untuk melaksanakan shalat Ashar, mantap banget!! Selesai shalat Ashar, aku langsung beranjak dari tempat lalu berangkat menuju perpus Salman. Tiba-tiba, muncul mama yang mengajak untuk jalan-jalan, aku mengangguk, lalu meninggalkan lagi buku yang baru saja ingin aku baca. Rupanya ayah membelikan Lumpia Basah, hanya dua, aku harus berbagi Lumpia Basahnya dengan semua adikku. Pusing tujuh keliling, mana yang paling cerewet selalu ngeluh! Jadinya makan Lumpia Basahnya kurang nikmat!


Aku mendesak ayah untuk balik lagi ke Masjid Salman, demi aku bisa membaca buku Pasantren Impian, akhirnya, aku dan keluargaku pun balik lagi ke Masjid Salman ITB. Aku membaca buku Pasantren Impian lagi, dan kali ini aku masuk ke bab yang paling serius, rupanya bukan Mas Bagus, tetapi Paklik Kusno, waduh, tak kukira buku ini sangat keren untuk dibaca, akhirnya Paklik Kusno mati ( mohon maaf, writer sedang menceritakan buku Pasantren Impian)! Karena tak ada buku yang pingin aku baca lagi, aku keluar menuju lapangan bola Masjid Salman, oohhh!! Ada anak-anak yang bermain bola disana, aku menonton permainan mereka bersama Nukman. Tak lama kemudian, ayah, mama, Medina, dan Aisya datang menyusul. Ayah mengajak untuk berjalan-jalan untuk membeli kue, aku ngambek akibat, aku masih ingin menonton permainan mereka, dengan harapan mereka mau mengajakku bermain bolanya.

Aku Ngambek! Lihat Aku yang menunduk.

Ayah membeli BSL, alias Bolu Susu Lembang, kue ini sangat enak, aku terasa melayang kelangit, saking enaknya kue itu, harganya pun tak terlalu mahal yaitu 35rb/kotak, so mungkin ini gak terlalu mahal! Ayah beli 4 BSL, untuk oleh-oleh rumah.

Setelah makan-makan kuenya selesai, keluargaku balik lagi ke Masjid Salman ITB, tetapi, sebelum sampai Masjid Salman ITB, ayah membeli susu murni yang ada rasanya, aku beli rasa susu Mocha. Setelah itu baru pulang ke Masjid Salman ITB, tentunya. Ketika aku sampai di-Masjid Salman, langit sudah hampir gelap, pertanda sebentar lagi malam, ya benar, malah ini sudah maghrib! Jadi tidak ada alasan untuk menghindari shalat berjamaah di Masjid Salman ITB. Selesai shalat, aku langsung keluar untuk mengchek apakah Perpustakaannya buka? So, setelah lama menunggu, akhirnya aku balik juga ke dalam Masjid Salman, lalu melihat ayah dan Nukman sedang bersantai-santai disana, ayah menanyakan padaku " Lapar?" Tentu aku jawab dengan anggukan kepala yang bersemangat! Akhirnya ayah memutuskan untuk makan diluar, mama setuju sekali.

Ayah mengajak makan ayam bakar, ayam bakarnya enak, dagingnya lembut sekali! Aku sampai mesti berhemat supaya ayamnya tak cepat habis, sambil makan, aku mendengarkan lagu yang dimainkan oleh pengamen, tidak mengunakkan gitar, tetapi mengunakkan terompet, merdu betul permainannya, sehingga aku memaksa ayah untuk memberikan 2rb kepada orang itu. 


Selesai makan, keluargaku pun pulang menuju Masjid Salman ITB. Sesampainya di Masjid Salman ITB, aku langsung melaksanakan shalat Isya', aku lupa, apakah aku shalat bersama banyak orang, atau hanya bersama ayah dan Nukman? Yah! Pokoknya begitulah, selesai Shalat Isya', aku berbaring, tanda bahwa aku sedang menganggur, yah, benar, tak ada kegiatan yang akan dilakukan selain....Tidur.

Pulang.

" Bangun!!" Seseorang menguncang-guncangkan badanku, aku membuka mata, ohhh, itu ayah, tetapi untuk apa aku dibangunkan di-pagi buta begini? Akhirnya aku tau, kalau aku mau pulang! Yah! Pulang, akhirnya setelah sadar, ayah memintaku untuk melaksanakan shalat tahajud, aku mengangguk. Rupanya, tidak hanya aku saja yang nginap di-Masjid Salman, banyak juga orang yang nginap disitu, kayaknya mereka adalah mahasiswa ITB. Selesai melaksanakan shalat tahajud, aku menganggur, yah, menganngur terus. Tak ada yang menyangka, bahwa pagi buta itu ada sesuatu yang membuat aku tertawa terpingkal-pingkal.

Begini kejadiannya:

Nukman selesai ambil wudhu, Nukman dalam keadaan yang tentu saja, setengah sadar, sehingga dia menghampiri seseorang yang dia sangka adalah Aku, lalu dia menghampiri orang yang dia kira Aku, lalu dia bingungkan, " kok kamu ada handphone bang?" Tanya Nukman, tentu saja orang itu refleks menoleh dengan pandangan bingung, " heh!! Nukman!" Ayah menyadari Nukman.

Bwahahaha!! Ini lucu, kejadian itu berhasil membuatku sedikit tersenyum dipagi buta yang dingin itu. Akhirnya aku berangkat untuk pulang, aku yang mengantuk hanya bisa terbaring dalam keadaan tidur. " Bangun Bang!!" lagi-lagi seseorang mengangguku tidur, aku membuka mata, oohhh ayah lagi, ngapain? " Shalat di Masjid At-Tawu'n!" Aku mengangguk, lalu dengan patah-patah turun dari mobil. Aku takjub dengan masjidnya yang bisa ku akui, indahnya bukan main! Aku segera melaksanakan shalat Shubuh berjamaah. Selesainya, aku langsung bangkit lalu keluar, menghirup udara yang segar buka kepalang, segar, dan....Hawanya dingin!! Jika kalian ingin ke Masjid At-Tawu'n, letaknya ada di Puncak Bogor, Jawa Barat. Mama memutuskan sarapan, bukan sarapan nasi, tetapi roti dengan minuman Energen. Sambil foto-foto untuk kenangan, ini beberapa foto yang kudapatkan dari Masjid At-Tawu'n, berikut dibawah ini.



Oke!! Terimakasih kawan-kawan yang setia, aku akhiri blog ini dengan gambar foto-foto yang didapatkan dari kenangan Masjid At-Tawu'n. Sekian dari sayah yah, mohon maap jika ada yang kurang.

WRB.

Elmanraiyan.com




Posting Komentar untuk "Jalan-Jalan di Bandung"